Tsunami, Bagaimana
terjadinya?
Disusun Guna Memenuhi Tugas
Mata Kuliah : Ilmu Alamiah Dasar (IAD)
Disusun Guna Memenuhi Tugas
Mata Kuliah : Ilmu Alamiah Dasar (IAD)
Dosen Pengampu : dr. Cristiaji Indramojo
Disusun oleh Kelompok Lima
Miftahul Ulum (14410167)
Mala (144101….)
Nabilah (144101….)
PSIKOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MAULANA MALIK IBRAHIM MALANG
2014
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MAULANA MALIK IBRAHIM MALANG
2014
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG MASALAH
24 desember menjadi hari yang sangat mengerikan dimana gempa
kolosal dengan kekuatan 9,1-9,3 skala richter mengguncang laut hindia.
Menimbulkan bencana tsunami dasyat yang menghancurkan Aceh. Lebih dari 230.000
jiwa meninggal dunia. Tsunami tersbut dikenal sebgai tsunami lautan india dan
tercatat sebagai gempa dengan durasi terlama yaitu sekitar 8,3 sampai dengan 10
menit.
Adanya tsunami 10 tahun silam tentu bukan tragedy yang mudah
dilupakan oleh masyarakat aceh. Tidak
sedikit masyarakat yang lebih memilih untuk pindak ke tempat yang dirasa lebih
aman dari tempat asal mereka. Meskipun tragedy tersebut sudah selesai akan
tetapi trauma masyarakat akan bencana tersebut melekat kuat dalam hati mereka.
Hari-hari setelah tsunami menjadi saat yang menegangkan bagi mereka. Ketika
malam tiba semua masyarakat tetap waspada dan panik akan terjdinya tsunami
susulan. Tidak sekali dua kali mereka berlarian ketika mendengar suara riuh
dari kejauhan.
Banyaknya korban meninggal dikarenakan ketidaksiapan dan keraguan
mereka dalam bertindak ketika tsunami datang. Hal tersebut tentu tidak akan
terjadi apabila masyarakat mengetahui apa sebenarnya dibalik bencana tersebut.
Apabila masyarakat mengetahui penyebab, tanda dan proses terjadinya bencana
tsumani tersebut tentu masyarak dapan mengantisipasi dan bertindak cepat. Sudah
saatnya untuk tidak tergantung pada informasi yang akan diberikan oleh orang
lain. Kita harus mengetahui secara individu hal tersebut karena faktanya tidak
sedikit orang yang ketinggalan informasi tentang tsunami tersebut atau bahkan
ada yang tidak mengetahui sama sekali akan hal tersebut. Jadi menegetahui apa
saja seluk beluk tsunami tersebut baik dari penyebab, tanda, proses dan lain
sebagainya dari bahaya tersebut mutlak diperlukan. Bukan hanya untuk diketahui
oleh para pelajar sekolah, para peneliti ataupun kepala desa akan tetapi
diketahui setiap masyarakat yang ada agar tidak terjadi kembali tragedi yang
memakan banyak korban tersebut.
“Tsunami have very long wavelength, crest to crest they measure
between 10 and 500 km and travel trough the ocean at more than 700km/h ”(Planet
earth, Acknowledgement: Greg McNamara, Education and Outreach, Geological
Society of Australia).
Karena sangat mengerikan akan dampak yang ditimbulkan tidak
sedikit Negara yang menaruh perhatian serius akan bencana ini. Terutama atas
bencana tsunami tahun lalu yang terjadi di pesisir sanriku sepanjang 600 km
dari senday, miyagi, iwate dan aomori. Bagaimanapun juga kita tidak boleh
ketinggalan informasi bencana tersebut, karena sekali lagi, hal yang
menyebabkan banyaknya korban meninggal bukan karena besar kecilnya tsunami
tersebut akan tetapi yang menentukan adalah kesiapan kita sebelum bencana
tersebut melanda.
Dengan adanya permasalahn tersebut maka peneliti ingin meneliti
lebih lanjut tentang hal tersebut. Baik dari segi penyebab, tanda, proses dana
lainya mengenai bencana tersebut.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Pengertian Tsunami?
2. Apa saja penyebab tsunami?
3. Apa saja tanda-tanda tsunami?
4. Bagaimana proses terjadinya tsunami?
5. Bagaimana tsunami ditanggulangi?
C. TUJUAN PENELITIAN
1. Memahami pengertian
tsunami.
2. Mengerti apa saja
penyebab tsunami.
3. Memahami tanda-tanda
sebelum tsunami terjadi.
4. Analisa proses-proses
terjadinya tsunami.
5. Mengetahui bagaimana
penanggulangan tsunami.
PEMBAHASAN
Dari segi terminologi kata tsunami berasal dari bahasa jepang, Tsu yang berarti pelabuhan dan Nami yang berarti gelombang atau
didefinisikan sebagai gelombang periode panjang yang ditimbulkan oleh gannguan
seperti gerakan patahan, gempa, longsor, jatuhya benda langit (meteor), letusan
gunung berate di dekat muka laut (Kodoati dan Sjarief, 324:2010). Dalam kamus
bahasa Indonesia, tsunami disebut juga gelombang laut dasyat atau gelombang
pasang yang terjadi karena gempa bumi ataupun letusan gunung berapi
(Salim:1997). Jadi tsunami dapat di artikan sebagai perubahan permukaan laut
secara vertikal dengan tiba-tiba, memiliki tinggi yang beraneka ragam
tergantung seberapa besar penyebabnya. Bencana Tsunami sering terjadi di negara
jepang, berdasarkan catatan sejarah di Jepang telah terjadi tsunami kurang
lebih sebanyak 195 kali. Tsunami terkakhir de jepang terjadi pada tahun 2011
yang merupakan tsunami terbesar terakhir.
Gelombang ombak yang terjadi dapat merambat ke segala arah. Tenaga
yang dikandung dalam gelombang tsunami adalah tetap terhadap fungsi ketinggian
dan kelajuannya. Di laut dalam, gelombang tsunami dapat merambat dengan
kecepatan 500 sampai dengan 1000 km per jam, kecepatan yang setara dengan
kecepatan pesawat terbang. Ketinggian gelombang di laut dalam hanya sekitar 1
meter. Dengan demikian, laju gelombang tidak terasa oleh kapal yang sedang
berada di tengah laut. Ketika mendekati pantai, kecepatan gelombang tsunami
menurun hingga sekitar 30 km per jam, namun ketinggiannya sudah meningkat
hingga mencapai puluhan meter. Hantaman gelombang Tsunami bisa masuk hingga
puluhan kilometer dari bibir pantai.
Kerusakan dan korban jiwa yang terjadi karena Tsunami bisa diakibatkan
karena hantaman air maupun material yang terbawa oleh aliran gelombang tsunami
(Yuwono: 2006).
B. Penyebab Terjadinya Tsunami
Tsunami adalah salah satu bencana yang biasa terjadi di dunia, tidak
akan terjadi jika tidak ada faktor yang menyebabkan terjadinya bencana tersebut.
Beberapa Faktor penyebab terjadinya tsunami ini diantaranya adalah:
1.
Gempa bumi yang berpusat di
bawah laut
Gempa bumi didasar laut ini
merupakan penyebab utama terjadinya tsunami. Tsunami yang menghancurkan kota
Banda Aceh tahun 2004 dan tsunami yang memporak-porandakan Pulau Mentawai pada
tahun 2010 ini berasal dari adanya gempa bumi yang berpusat di bawah laut.
Sebagai negara kepulauan
yang dikelilingi oleh laut dan samudera, Indonesia sangat berpotensi
terkena tsunami. Meskipun demikian, tidak semua gempa bumi dibawah
laut berpotensi menimbulkan tsunami. Gempa bumi dasar laut dapat menjadi
pernyebab terjadinya tsunami adalah gempa bumi dengan criteria sebagai berikut:
1.
Gempa bumi yang terjadi di
dasar laut.
2.
Pusat gempa kurang dari 30
km dari permukaan laut.
3.
Magnitudo gempa lebih besar
dari 6,0 SR.
4.
Jenis pensesaran gempa
tergolong sesar vertikal (sesar naik atau turun). (Guntoro dan Djamaluddin:
2005)
5.
Kedalaman pusat gempa tidak
lebih dari 80 Kilometer (Sudrajat, 1997)
2. Letusan Gunung Berapi
Letusan gunung berapi dapat
menyebabkan terjadinya gempa vulkanik (gempa akibat letusan gunung berapi).
Tsunami besar yang terjadi pada tahun 1883 adalah akibat meletusnya Gunung
Krakatau yang berada di Selat Sunda. Meletusnya Gunung Tambora di Nusa Tenggara
Barat pada tanggal 10-11 April 1815 juga memicu terjadinya tsunami yang melanda
Jawa Timur dan Maluku. Indonesia sebagai negara kepulauan yang
berada di wilayah ring of fire (sabuk berapi) dunia tentu
harus mewaspadai ancaman ini.
3.
Longsor Bawah Laut.
Longsor bawah laut ini terjadi akibat adanya tabrakan antara lempeng samudera dan lempeng benua. Proses
ini mengakibatkan terjadinya palung laut dan pegunungan. Tsunami karena
longsoran bawah laut ini dikenal dengan nama tsunamic submarine
landslide. Penelitian yang dilakukan pada tahun 2008 menemukan adanya
Palung Siberut yang membentang dari Pulau Siberut hingga pesisir pantai
Bengkulu.
4.
Hantaman Meteor di Laut
Jatuhnya meteor
berukuran besar di laut juga merupakan penyebab terjadinya tsunami.
C.
TANDA-TANDA TSUNAMI
Seperti bencana alam pada umumnya, pasti memiliki tanda-tanda
sebelum terjadinya becana tersebut. Bencana tsunami tidak dapat dicegah karena
merupakan proses alam tetapi dapat ketahui tanda-tandanya. Beberapa diantarnya:
1. Diawali dengan adanya gempa
bumi
Tsunami
biasanya terjadi karena adanya gempa bumi yang terjadi di bawah atau di dekat
laut. Namun Tidak hanya gempa yang terjadi di daerah terdekat, tetapi gempa di
daerah yang jauhpun harus diwaspadai. Gempa ribuan kilometer jauhnya dapat
menyebabkan potensi tsunami yang mematikan di daerah yang memiliki cakupan
bencana tersebut.
2. Suara-suara
gemuruh
Sebelum
tsunami terjadi banyak korban yang menyatakan, bahwa sebelum datangnya tsunami
terdengar suara menggelegar seperti kereta barang.
3. Penurunan
permukaan air laut
Jika ada
penurunan air laut yang cepat dan bukan merupakan waktu air laut surut, maka
segeralah mencari tempat perlindungan yang tinggi. Sebelum terjadi gelombang
tsunami, air laut akan terlebih dahulu surut dengan cepat dan kemudian kembali
dengan kekuatan yang sangat besar.
4. Memiliki
beberapa gelombang
Gelombang
tsunami pertama tidak selalu yang paling berbahaya, akan tetapi tetaplah
menjauh diri dari garis pantai sampai keadaaan benar-benar aman. Jangan
berasumsi bahwa karena tsunami kecil di satu tempat maka akan kecil juga pada
daerah yang lain. Ukuran gelombang tsunami bervariasi dan tidak sama di semua
lokasi. Gelombang tsunami juga bisa melakukan perjalanan melalui sungai-sungai
yang terhubung ke laut.
Selain tanda-tanda tersebut, alam juga bisa
memberi tanda sebelum terjadinya bencana, seperti gerakan angin yang tidak
biasa, tekanan udara atau cuaca yang ekstrem dan perilaku hewan yang berubah.
Para ilmuwan berteori bahwa hewan mampu menangkap
getaran-getaran atau perubahan tekanan udara di sekitar mereka yang tidak dapat
dilakukan manusia. "Saya tidak berpikir bahwa ini adalah indera keenam,
setidaknya tidak ada yang dapat kita ukur pada saat ini," (Diana Reiss, Ph.D.,
direktur penelitian mamalia laut di Wildlife Conservation Society, berbasis di
Bronx Zoo di New York City, seperti dilansir Foxnews)
Beberapa kelelawar, yang aktif di malam hari dan
biasanya tidur di siang hari, menjadi sangat aktif setengah jam sebelum
gelombang tsunami datang.
Di Sri Lanka dan Thailand ada sebuah cerita
tentang gajah-gajah berlari ke bukit satu jam sebelum tsunami tahun 2004 yang
menghancurkan desa dan membunuh hingga 150.000 orang di kedua negara itu.
D. Proses
Terjadinya Tsunami
Jika berbicara mengenai proses terjadinya tsunami, maka
kita tentu harus memulai dari penyebabnya, yakni gempa di wilayah lautan. Tsunami selalu diawali suatu pergerakan dahsyat yang
lazim kita sebut gempa. Meski diketahui bahwa gempa ini ada beragam jenis,
namun 90% tsunami disebabkan oleh pergerakan lempeng di dalam perut bumi yang
letaknya kebetulan ada di dalam wilayah lautan. Akan tetapi perlu juga
disebutkan, sejarah pernah merekam tsunami yang dahsyat akibat meletusnya
Gunung Krakatau.
Gempa yang terjadi di dalam perut bumi akan
mengakibatkan munculnya tekanan ke arah vertical sehingga dasar lautan akan
naik dan turun dalam rentang waktu yang singkat. Hal ini kemudian akan memicu
ketidakseimbangan pada air lautan yang kemudian terdorong menjadi gelombang
besar yang bergerak mencapai wilayah daratan.
Dengan tenaga yang besar yang ada pada gelombang
air tersebut, wajar saja jika bangunan di daratan bisa tersapu dengan mudahnya.
Gelombang tsunami ini merambat dengan kecepatan yang tak terbayangkan. Ia bisa
mencapai 500 sampai 1000 kilometer per jam di lautan. Dan saat mencapai bibir
pantai, kecepatannya berkurang menjadi 50 sampai 30 kilometer per jam. Meski
berkurang pesat, namun kecepatan tersebut sudah bisa menyebabkan kerusakan yang
parah bagi manusia.
Jika kita mencermati proses terjadinya tsunami, tentu
kita paham bahwa tak ada campur tangan manusia di dalamnya. Dengan demikian,
kita tak memiliki kendali untuk mencegah penyebab tersebut. Namun, dengan
persiapan dan kewaspadaan yang maksimal, kita bisa meminimalisir dampak
bencana tsunami ini
sendiri. Contoh yang baik sudah diperlihatkan Jepang. Meski rawan tsunami,
namun kesadaran rakyatnya mampu menekan jumlah korban akibat bencana tersebut.
E. PENANGGULANGAN TSUNAMI
Dengan adanya tsunami diberbagai daerah tentu
kita akan berpikir bagaimana bila hal tersebut terjadi di daerah kita.
Sebenarnya banyaknya korban yang meninggal diakibatkan karena minimnya
penanggulangan yang dilakukan apabila tsunami terjadi. Dalam menanggulangi
bencana tersebut ada beberapa cara, yakni:
1. Apabila berada
di pantai atau dekat lautan dan merasakan adanya gempa bumi besar, segeralah
menyelamatkan diri anda ke daerah/ tempat yang lebih tinggi. Tidak perlu
menunggsampai datangnya peringatan tsunami di umumkan.
2. Ketika terjadi
bencana tersebut maka tetplah tenang dan beruaha untuk tidak panik. ikutilah
petunjuk jalurpenyelamatan / evakuasi apabila ada evakuator di sekitar.
3.
Mengikuti intruksi, petunjuk dari pejabat atau petuga yang sedang bertugas,
carilah petugas yang berwenang seperti polisi, tentara, hansip dan lainnya
untiu mendapat instruksi lanjutan.
4. Apabila
bencana terjadi ketika di dalam rumah maka pastikan seluruh anggota keluarga
mengetahui ancaman tersebut dan pergilah ke tempat yang lebih tinggi dan aman.
5. Apabila
berada di hotel atau bangunan tinggi lainya maka jangan beranjka keluar gedung
dan pergilah segera ke bagian atas atau atap bangunan tersebut.
PENUTUP
A. Kesimpulan
tsunami
berasal dari bahasa jepang, Tsu yang
berarti pelabuhan dan Nami yang
berarti gelombang atau didefinisikan sebagai gelombang periode panjang yang
ditimbulkan oleh gannguan seperti gerakan patahan, gempa, longsor, jatuhya
benda langit (meteor), letusan gunung berate di dekat muka laut.
Memiliki
beberapa faktor penyebab yaitu Gempa di dasar laut, letusan gunung berapi, longsor
di dalam laut serta meteor. Mmiliki beberpa tanda seperti suara gemuruh
B. Saran
1. Mahasiswa
Dengan mengungkap persebaran gunung berapi dan persebaran serta peradabannya diharapkan kepada mahasiswa untuk memahami tentang hal tersebut.
2. Masyarakat
Masyarakat diharap mendapatkan informasi tentang persebaran gunung berapi dan persebarannya sehingga dapat mengembangkan potensi yang ada.
DAFTAR PUSTAKA
- McNamara, Greg, Planet earth, Acknowledgement : Education and Outreach, Geological Society of Australia
- Kodoatie, Robert J., Sjarief, Roestam. Tata Ruang Air. Yogyakarta : Penerbit ANDI, 2010.
- Salim, peter, Drs. MA., 1997. The contemporary Indonesian-english dictionary. 1st Ed. , October, Jakarta : Penerbit Modern English press,.
- Yuwono, Nur, Prof. Dr., 1998. Pengukuran dan Analisis Gelombang, Buku ajar untuk S1 dan S2, Pusat antar universitas ilmu tehnik. Yogyakarta: UGM.
- Guntoro Agus dan Djamaluddin Ridwan, 2005, dalam kolom kompas sabtu, 26 oktober 2002.
- http://www.kolombloggratis.org/2013/04/23//Tanda - Tanda Akan-Terjadi-Tsunami-Blog-Indonesia/ Diakses pada tanggal 21-September-2014
- http://belajarilmugeografi.blogspot.com/2012/07/26/ pengertian-proses-terjadinya-tsunami/ Diakses pada tanggal 21-September-2014