Kamis, 26 Februari 2015

Tsunami, Bagaimana terjadinya? Tugas IAD Semester 1


Tsunami, Bagaimana terjadinya?
Disusun Guna Memenuhi Tugas
Mata Kuliah : Ilmu Alamiah Dasar (IAD)
Dosen Pengampu : dr. Cristiaji Indramojo
 



Disusun oleh Kelompok Lima

Miftahul Ulum      (14410167)
Mala                       (144101….)    
Nabilah                  (144101….)




PSIKOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MAULANA MALIK IBRAHIM MALANG
2014



PENDAHULUAN
A.  LATAR BELAKANG MASALAH
24 desember menjadi hari yang sangat mengerikan dimana gempa kolosal dengan kekuatan 9,1-9,3 skala richter mengguncang laut hindia. Menimbulkan bencana tsunami dasyat yang menghancurkan Aceh. Lebih dari 230.000 jiwa meninggal dunia. Tsunami tersbut dikenal sebgai tsunami lautan india dan tercatat sebagai gempa dengan durasi terlama yaitu sekitar 8,3 sampai dengan 10 menit.
Adanya tsunami 10 tahun silam tentu bukan tragedy yang mudah dilupakan oleh masyarakat aceh.  Tidak sedikit masyarakat yang lebih memilih untuk pindak ke tempat yang dirasa lebih aman dari tempat asal mereka. Meskipun tragedy tersebut sudah selesai akan tetapi trauma masyarakat akan bencana tersebut melekat kuat dalam hati mereka. Hari-hari setelah tsunami menjadi saat yang menegangkan bagi mereka. Ketika malam tiba semua masyarakat tetap waspada dan panik akan terjdinya tsunami susulan. Tidak sekali dua kali mereka berlarian ketika mendengar suara riuh dari kejauhan.
Banyaknya korban meninggal dikarenakan ketidaksiapan dan keraguan mereka dalam bertindak ketika tsunami datang. Hal tersebut tentu tidak akan terjadi apabila masyarakat mengetahui apa sebenarnya dibalik bencana tersebut. Apabila masyarakat mengetahui penyebab, tanda dan proses terjadinya bencana tsumani tersebut tentu masyarak dapan mengantisipasi dan bertindak cepat. Sudah saatnya untuk tidak tergantung pada informasi yang akan diberikan oleh orang lain. Kita harus mengetahui secara individu hal tersebut karena faktanya tidak sedikit orang yang ketinggalan informasi tentang tsunami tersebut atau bahkan ada yang tidak mengetahui sama sekali akan hal tersebut. Jadi menegetahui apa saja seluk beluk tsunami tersebut baik dari penyebab, tanda, proses dan lain sebagainya dari bahaya tersebut mutlak diperlukan. Bukan hanya untuk diketahui oleh para pelajar sekolah, para peneliti ataupun kepala desa akan tetapi diketahui setiap masyarakat yang ada agar tidak terjadi kembali tragedi yang memakan banyak korban tersebut.
“Tsunami have very long wavelength, crest to crest they measure between 10 and 500 km and travel trough the ocean at more than 700km/h ”(Planet earth, Acknowledgement: Greg McNamara, Education and Outreach, Geological Society of Australia).
Karena sangat mengerikan akan dampak yang ditimbulkan tidak sedikit Negara yang menaruh perhatian serius akan bencana ini. Terutama atas bencana tsunami tahun lalu yang terjadi di pesisir sanriku sepanjang 600 km dari senday, miyagi, iwate dan aomori. Bagaimanapun juga kita tidak boleh ketinggalan informasi bencana tersebut, karena sekali lagi, hal yang menyebabkan banyaknya korban meninggal bukan karena besar kecilnya tsunami tersebut akan tetapi yang menentukan adalah kesiapan kita sebelum bencana tersebut melanda.
Dengan adanya permasalahn tersebut maka peneliti ingin meneliti lebih lanjut tentang hal tersebut. Baik dari segi penyebab, tanda, proses dana lainya mengenai bencana tersebut.
B.  RUMUSAN MASALAH
1.      Pengertian Tsunami?
2.      Apa saja penyebab tsunami?
3.      Apa saja tanda-tanda tsunami?
4.      Bagaimana proses terjadinya tsunami?
5.      Bagaimana tsunami ditanggulangi?
C. TUJUAN PENELITIAN
1.    Memahami pengertian tsunami.
2.    Mengerti apa saja penyebab tsunami.
3.    Memahami tanda-tanda sebelum tsunami terjadi.
4.    Analisa proses-proses terjadinya tsunami.
5.    Mengetahui bagaimana penanggulangan tsunami.



PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN TSUNAMI
Dari segi terminologi kata tsunami berasal dari bahasa jepang, Tsu yang berarti pelabuhan dan Nami yang berarti gelombang atau didefinisikan sebagai gelombang periode panjang yang ditimbulkan oleh gannguan seperti gerakan patahan, gempa, longsor, jatuhya benda langit (meteor), letusan gunung berate di dekat muka laut (Kodoati dan Sjarief, 324:2010). Dalam kamus bahasa Indonesia, tsunami disebut juga gelombang laut dasyat atau gelombang pasang yang terjadi karena gempa bumi ataupun letusan gunung berapi (Salim:1997). Jadi tsunami dapat di artikan sebagai perubahan permukaan laut secara vertikal dengan tiba-tiba, memiliki tinggi yang beraneka ragam tergantung seberapa besar penyebabnya. Bencana Tsunami sering terjadi di negara jepang, berdasarkan catatan sejarah di Jepang telah terjadi tsunami kurang lebih sebanyak 195 kali. Tsunami terkakhir de jepang terjadi pada tahun 2011 yang merupakan tsunami terbesar terakhir.
Gelombang ombak yang terjadi dapat merambat ke segala arah. Tenaga yang dikandung dalam gelombang tsunami adalah tetap terhadap fungsi ketinggian dan kelajuannya. Di laut dalam, gelombang tsunami dapat merambat dengan kecepatan 500 sampai dengan 1000 km per jam, kecepatan yang setara dengan kecepatan pesawat terbang. Ketinggian gelombang di laut dalam hanya sekitar 1 meter. Dengan demikian, laju gelombang tidak terasa oleh kapal yang sedang berada di tengah laut. Ketika mendekati pantai, kecepatan gelombang tsunami menurun hingga sekitar 30 km per jam, namun ketinggiannya sudah meningkat hingga mencapai puluhan meter. Hantaman gelombang Tsunami bisa masuk hingga puluhan kilometer dari bibir pantai.  Kerusakan dan korban jiwa yang terjadi karena Tsunami bisa diakibatkan karena hantaman air maupun material yang terbawa oleh aliran gelombang tsunami (Yuwono: 2006).
B. Penyebab Terjadinya Tsunami
Tsunami adalah salah satu bencana yang biasa terjadi di dunia, tidak akan terjadi jika tidak ada faktor yang menyebabkan terjadinya bencana tersebut. Beberapa Faktor penyebab terjadinya tsunami ini diantaranya adalah:
1.      Gempa bumi yang berpusat di bawah laut
Gempa bumi didasar laut ini merupakan penyebab utama terjadinya tsunami. Tsunami yang menghancurkan kota Banda Aceh tahun 2004 dan tsunami yang memporak-porandakan Pulau Mentawai pada tahun 2010 ini berasal dari adanya gempa bumi yang berpusat di bawah laut.
Sebagai negara kepulauan yang dikelilingi oleh laut dan samudera, Indonesia sangat berpotensi terkena tsunami. Meskipun demikian, tidak semua gempa bumi dibawah laut berpotensi menimbulkan tsunami. Gempa bumi dasar laut dapat menjadi pernyebab terjadinya tsunami adalah gempa bumi dengan criteria sebagai berikut:
1.      Gempa bumi yang terjadi di dasar laut.
2.      Pusat gempa kurang dari 30 km dari permukaan laut.
3.      Magnitudo gempa lebih besar dari 6,0 SR.
4.      Jenis pensesaran gempa tergolong sesar vertikal (sesar naik atau turun). (Guntoro dan Djamaluddin: 2005)
5.      Kedalaman pusat gempa tidak lebih dari 80 Kilometer (Sudrajat, 1997)

2.    Letusan Gunung Berapi
Letusan gunung berapi dapat menyebabkan terjadinya gempa vulkanik (gempa akibat letusan gunung berapi). Tsunami besar yang terjadi pada tahun 1883 adalah akibat meletusnya Gunung Krakatau yang berada di Selat Sunda. Meletusnya Gunung Tambora di Nusa Tenggara Barat pada tanggal 10-11 April 1815 juga memicu terjadinya tsunami yang melanda Jawa Timur dan Maluku. Indonesia sebagai negara kepulauan  yang berada di wilayah ring of fire (sabuk berapi) dunia tentu harus mewaspadai ancaman ini.
3.      Longsor Bawah Laut.
Longsor bawah laut ini terjadi akibat adanya tabrakan antara  lempeng samudera dan lempeng benua. Proses ini mengakibatkan terjadinya palung laut dan  pegunungan. Tsunami karena longsoran bawah laut ini dikenal dengan nama tsunamic submarine landslide. Penelitian yang dilakukan pada tahun 2008 menemukan adanya Palung Siberut yang membentang dari Pulau Siberut hingga pesisir pantai Bengkulu.
4.      Hantaman Meteor di Laut
Jatuhnya meteor berukuran besar di laut juga merupakan penyebab terjadinya tsunami.
C.  TANDA-TANDA TSUNAMI
Seperti bencana alam pada umumnya, pasti memiliki tanda-tanda sebelum terjadinya becana tersebut. Bencana tsunami tidak dapat dicegah karena merupakan proses alam tetapi dapat ketahui tanda-tandanya. Beberapa diantarnya:
 1. Diawali dengan adanya gempa bumi
Tsunami biasanya terjadi karena adanya gempa bumi yang terjadi di bawah atau di dekat laut. Namun Tidak hanya gempa yang terjadi di daerah terdekat, tetapi gempa di daerah yang jauhpun harus diwaspadai. Gempa ribuan kilometer jauhnya dapat menyebabkan potensi tsunami yang mematikan di daerah yang memiliki cakupan bencana tersebut.
2. Suara-suara gemuruh
Sebelum tsunami terjadi banyak korban yang menyatakan, bahwa sebelum datangnya tsunami terdengar suara menggelegar seperti kereta barang.
3. Penurunan permukaan air laut
Jika ada penurunan air laut yang cepat dan bukan merupakan waktu air laut surut, maka segeralah mencari tempat perlindungan yang tinggi. Sebelum terjadi gelombang tsunami, air laut akan terlebih dahulu surut dengan cepat dan kemudian kembali dengan kekuatan yang sangat besar.
4. Memiliki beberapa gelombang
Gelombang tsunami pertama tidak selalu yang paling berbahaya, akan tetapi tetaplah menjauh diri dari garis pantai sampai keadaaan benar-benar aman. Jangan berasumsi bahwa karena tsunami kecil di satu tempat maka akan kecil juga pada daerah yang lain. Ukuran gelombang tsunami bervariasi dan tidak sama di semua lokasi. Gelombang tsunami juga bisa melakukan perjalanan melalui sungai-sungai yang terhubung ke laut.
Selain tanda-tanda tersebut, alam juga bisa memberi tanda sebelum terjadinya bencana, seperti gerakan angin yang tidak biasa, tekanan udara atau cuaca yang ekstrem dan perilaku hewan yang berubah.
Para ilmuwan berteori bahwa hewan mampu menangkap getaran-getaran atau perubahan tekanan udara di sekitar mereka yang tidak dapat dilakukan manusia. "Saya tidak berpikir bahwa ini adalah indera keenam, setidaknya tidak ada yang dapat kita ukur pada saat ini," (Diana Reiss, Ph.D., direktur penelitian mamalia laut di Wildlife Conservation Society, berbasis di Bronx Zoo di New York City, seperti dilansir Foxnews)
Beberapa kelelawar, yang aktif di malam hari dan biasanya tidur di siang hari, menjadi sangat aktif setengah jam sebelum gelombang tsunami datang.
Di Sri Lanka dan Thailand ada sebuah cerita tentang gajah-gajah berlari ke bukit satu jam sebelum tsunami tahun 2004 yang menghancurkan desa dan membunuh hingga 150.000 orang di kedua negara itu.
D. Proses Terjadinya Tsunami 
Jika berbicara mengenai proses terjadinya tsunami, maka kita tentu harus memulai dari penyebabnya, yakni gempa di wilayah lautan. Tsunami selalu diawali suatu pergerakan dahsyat yang lazim kita sebut gempa. Meski diketahui bahwa gempa ini ada beragam jenis, namun 90% tsunami disebabkan oleh pergerakan lempeng di dalam perut bumi yang letaknya kebetulan ada di dalam wilayah lautan. Akan tetapi perlu juga disebutkan, sejarah pernah merekam tsunami yang dahsyat akibat meletusnya Gunung Krakatau. 
Gempa yang terjadi di dalam perut bumi akan mengakibatkan munculnya tekanan ke arah vertical sehingga dasar lautan akan naik dan turun dalam rentang waktu yang singkat. Hal ini kemudian akan memicu ketidakseimbangan pada air lautan yang kemudian terdorong menjadi gelombang besar yang bergerak mencapai wilayah daratan.
Dengan tenaga yang besar yang ada pada gelombang air tersebut, wajar saja jika bangunan di daratan bisa tersapu dengan mudahnya. Gelombang tsunami ini merambat dengan kecepatan yang tak terbayangkan. Ia bisa mencapai 500 sampai 1000 kilometer per jam di lautan. Dan saat mencapai bibir pantai, kecepatannya berkurang menjadi 50 sampai 30 kilometer per jam. Meski berkurang pesat, namun kecepatan tersebut sudah bisa menyebabkan kerusakan yang parah bagi manusia. 
Jika kita mencermati proses terjadinya tsunami, tentu kita paham bahwa tak ada campur tangan manusia di dalamnya. Dengan demikian, kita tak memiliki kendali untuk mencegah penyebab tersebut. Namun, dengan persiapan dan kewaspadaan yang maksimal, kita bisa meminimalisir dampak bencana tsunami ini sendiri. Contoh yang baik sudah diperlihatkan Jepang. Meski rawan tsunami, namun kesadaran rakyatnya mampu menekan jumlah korban akibat bencana tersebut.
E. PENANGGULANGAN TSUNAMI
Dengan adanya tsunami diberbagai daerah tentu kita akan berpikir bagaimana bila hal tersebut terjadi di daerah kita. Sebenarnya banyaknya korban yang meninggal diakibatkan karena minimnya penanggulangan yang dilakukan apabila tsunami terjadi. Dalam menanggulangi bencana tersebut ada beberapa cara, yakni:
1. Apabila berada di pantai atau dekat lautan dan merasakan adanya gempa bumi besar, segeralah menyelamatkan diri anda ke daerah/ tempat yang lebih tinggi. Tidak perlu menunggsampai datangnya peringatan tsunami di umumkan.
2. Ketika terjadi bencana tersebut maka tetplah tenang dan beruaha untuk tidak panik. ikutilah petunjuk jalurpenyelamatan / evakuasi apabila ada evakuator di sekitar.
3. Mengikuti intruksi, petunjuk dari pejabat atau petuga yang sedang bertugas, carilah petugas yang berwenang seperti polisi, tentara, hansip dan lainnya untiu mendapat instruksi lanjutan.
4. Apabila bencana terjadi ketika di dalam rumah maka pastikan seluruh anggota keluarga mengetahui ancaman tersebut dan pergilah ke tempat yang lebih tinggi dan aman.
5. Apabila berada di hotel atau bangunan tinggi lainya maka jangan beranjka keluar gedung dan pergilah segera ke bagian atas atau atap bangunan tersebut.










PENUTUP

A.    Kesimpulan
tsunami berasal dari bahasa jepang, Tsu yang berarti pelabuhan dan Nami yang berarti gelombang atau didefinisikan sebagai gelombang periode panjang yang ditimbulkan oleh gannguan seperti gerakan patahan, gempa, longsor, jatuhya benda langit (meteor), letusan gunung berate di dekat muka laut.
Memiliki beberapa faktor penyebab yaitu Gempa di dasar laut, letusan gunung berapi, longsor di dalam laut serta meteor. Mmiliki beberpa tanda seperti suara gemuruh
B.    Saran

1.    Mahasiswa
Dengan mengungkap persebaran gunung berapi dan persebaran serta peradabannya diharapkan kepada mahasiswa untuk memahami tentang hal tersebut.
2.    Masyarakat
Masyarakat diharap mendapatkan informasi tentang persebaran gunung berapi dan persebarannya sehingga dapat mengembangkan potensi yang ada.









DAFTAR PUSTAKA


  1. McNamara, Greg, Planet earth, Acknowledgement : Education and Outreach, Geological Society of Australia
  2. Kodoatie, Robert J., Sjarief, Roestam. Tata Ruang Air. Yogyakarta : Penerbit ANDI, 2010.
  3. Salim, peter, Drs. MA., 1997. The contemporary Indonesian-english dictionary. 1st Ed. , October, Jakarta : Penerbit Modern English press,.
  4. Yuwono, Nur, Prof. Dr., 1998. Pengukuran dan Analisis Gelombang, Buku ajar untuk S1 dan S2, Pusat antar universitas ilmu tehnik. Yogyakarta: UGM.
  5. Guntoro Agus dan Djamaluddin Ridwan, 2005, dalam kolom kompas sabtu, 26 oktober 2002.
  6. http://www.kolombloggratis.org/2013/04/23//Tanda - Tanda Akan-Terjadi-Tsunami-Blog-Indonesia/ Diakses pada tanggal 21-September-2014
  7. http://belajarilmugeografi.blogspot.com/2012/07/26/ pengertian-proses-terjadinya-tsunami/ Diakses pada tanggal 21-September-2014