PENYESUAIAN
DIRI MAHASISWA MADURA TERHADAP BUDAYA JAWA DI MABNA AL-FAROBY TAHUN 2015 UIN MALIKI MALANG
Untuk
memenuhi tugas akhir mata kuliah Antropologi
Dosen Pengampu :
Drs. H. Yahya, MA
NAMA :
MIFTAHUL
ULUM
NIM :
14410167
KELAS :
ANTROPOLOGI B
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
MAULANA MALIK IBRAHIM MALANG
2015
HALAMAN
PENGESAHAN TEMA
NAMA
: MIFTAHUL ULUM
NIM
: 14410167
KELAS
: ANTROPOLOGI B
NO.
TELPON : 085-2137-14713
TEMA
: Penyesuaian Diri Mahasiswa Madura Terhadap Budaya
Jawa Di Mabna Al-Faroby
A. LATAR BELAKANG
Madura adalah sebuah pulau di sebelah jawa yang
memiliki adat dan budaya yang berbeda pada umumnya dengan budaya jawa.
Mahasiswa yang berasal dari madura yang menempuh kuliah di universitas islam
negeri malang ini harus melakukan penyesuaian terhadap budaya yang ada disini.
Karena mayoritas budaya jawa lebih banyak dengan adat dan kelakuan yang
berbeda. Sebagai mayoritas mahasiswa madura harus menyesuaikan diri dengan
mahasiswa lain.
Madura yang terkenal dengan prilakunya yang keras yang
mungkin akan terasa janggal oleh mahasiswa yang dengan budaya jawa yang
lembut.tentu tidak mudah bagi mahasiswa madura untuk berbaur dan mengikuti
budaya jawa sebagai penyesuaian agar mereka dapat diterima secara sosial maupun
budaya. Tetap saja, mahasiswa madura tidak dapat menyesuaikan dengan mudah dan
dalam beberapa bulan. Butuh waktu untuk menurunkan ketegasan gaya bicara dan
bertingkahnya. Tapi hal tersebut bukan untuk menghilangkan kebudayaan madura
yang ada pada mahasiswa tersebut. Hal tersebut bertujuan untuk terciptanya
budaya yang dapat saling menerima satu sama lain.
Budaya jawa sebagai budaya mayoritas di mabna faroby menjadi tantangan
yang cukup sulit untuk diikuti karena banyak hal yang berbeda dengan kebudayaan
madura. Karena hal
tersebut penulis
ingin mengobservasi PENYESUAIAN
DIRI MAHASISWA MADURA TERHADAP BUDAYA JAWA DI MABNA AL-FAROBY TAHUN 2015
UIN MALIKI MALANG.
A. RUMUSAN MASALAH
1.
Bagaimana Penyesuaian
Diri Mahasiswa Madura Terhadap Budaya Jawa di Mabna Al-Faroby Tahun 2015
UIN Maliki Malang?
2.
Apa kesulitan
Penyesuaian Diri Mahasiswa Madura Terhadap Budaya Jawa di Mabna Al-Faroby Tahun
2015 UIN
Maliki Malang?
B. TUJUAN PENULISAN
1.
Mengetahui Bagaimana Penyesuaian Diri Mahasiswa Madura Terhadap Budaya Jawa di Mabna
Al-Faroby Tahun 2015 UIN
Maliki Malang?
2.
Mengetahui Kesulitan
Penyesuaian Diri Mahasiswa Madura Terhadap Budaya Jawa di Mabna Al-Faroby Tahun
2015 UIN
Maliki Malang.
Malang,
18 Mei 2015
Dosen
Pengampu
DR. H.
Yahya, M.A
BAB
I
PENDAHULUAN
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Madura adalah sebuah pulau di sebelah jawa yang memiliki adat dan budaya
yang berbeda pada umumnya dengan budaya jawa. Madura dengan berbagai macam
tradisi danbudaya yang tidak kalah banyaknya dengan budaya lainnya. Kerapan sapi, Saphe Juno’ dan dain
sebagainya sudah menjadi tradisi yang sangat menarik dan masih tetap lestari
sampai sekarang.
Madura yang terkenal dengan prilakunya yang keras yang mungkin akan
terasa janggal oleh mahasiswa yang dengan budaya jawa yang lembut.tentu tidak
mudah bagi mahasiswa madura untuk berbaur dan mengikuti budaya jawa sebagai
penyesuaian agar mereka dapat diterima secara sosial maupun budaya. Tetap saja,
mahasiswa madura tidak dapat menyesuaikan dengan mudah dan dalam beberapa
bulan. Butuh waktu untuk menurunkan ketegasan gaya bicara dan bertingkahnya.
Tapi hal tersebut bukan untuk menghilangkan kebudayaan madura yang ada pada
mahasiswa tersebut. Hal tersebut bertujuan untuk terciptanya budaya yang dapat
saling menerima satu sama lain.
Mahasiswa yang berasal dari madura yang menempuh kuliah di universitas
islam negeri malang ini harus melakukan penyesuaian terhadap budaya yang ada
disini. Karena mayoritas budaya jawa lebih banyak dengan adat dan kelakuan yang
berbeda. Sebagai mayoritas mahasiswa madura harus menyesuaikan diri dengan
mahasiswa lain. Budaya jawa sebagai budaya mayoritas di mabna faroby menjadi
tantangan yang cukup sulit untuk diikuti karena banyak hal yang berbeda dengan
kebudayaan madura. Karena hal tersebut penulis
ingin mengobservasi PENYESUAIAN DIRI
MAHASISWA MADURA TERHADAP BUDAYA JAWA DI MABNA AL-FAROBY TAHUN 2015 UIN MALIKI MALANG
B. RUMUSAN MASALAH
1.
Bagaimana
Penyesuaian
Diri Mahasiswa Madura Terhadap Budaya Jawa di Mabna Al-Faroby Tahun 2015 UIN
Maliki Malang?
2.
Apa kesulitan Penyesuaian Diri Mahasiswa Madura Terhadap Budaya Jawa di
Mabna Al-Faroby Tahun 2015 UIN Maliki Malang?
C. TUJUAN
1.
Mengetahui
Bagaimana Penyesuaian
Diri Mahasiswa Madura Terhadap Budaya Jawa di Mabna Al-Faroby Tahun 2015 UIN
Maliki Malang?
2.
Mengetahui
kesulitan
Penyesuaian Diri Mahasiswa Madura Terhadap Budaya Jawa di Mabna Al-Faroby Tahun
2015 UIN
Maliki Malang.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Tinjauan Pustaka
a)
Pengertian
Budaya dan Penyesuaian
Budaya menurut (kottak 2006 hal. 4) “tradition and customs, transmitted
through learning, that govern the believe and the behaviour of the people
exposed to them” dan dapat diartikn kurang lebih “tradisi dan adat istiadat, ditularkan melalui pembelajaran, yang mengatur rasa percaya dan perilaku
orang-orang yang berbudaya. Sebagai manusia yang berbeda kebuadayaan ketika menempati tempat lain
maka akan ada penyesuaian diri yang harus dilakukannya. Tidak serta merta
seseorang dengan kebudayaan berbeda dapat menyesuaikan diri.
Penyesuaian dapat didefinisikan sebagai usaha manusia untuk menyamakan
kebudayaan dan usaha untuk dapat diterima dalam tempat dan kebudayaan dan juga
dapat di definisikan sebgaiai kemampuan atau kapasitas yang dimiliki individu untuk bereaksi
secara efektif dan wajar terhadap realita, situasi, dan hubungan sosial
sehingga tuntutan hidup bermasyarakat terpenuhi dengan cara yang dapat diterima
dan memuaskan.
b)
Pengertian Budaya Madura
Madura adalah sebuah di jawa yang terletak di
sebelah kota surabaya. Budaya madura masih sangat kental sekali meskipun abad
ini sudah mulai terjadi penurunan yang disebabkan pergeseran kota ke bangkalan
dan sekitarnya.
Orang madura sering di kaitkan dengan ketegasan
dalam berbicara sehingga orang jawa yang halus dalam bertuturkatanya
seringmenganggap orang madura sebagai orang kasar. Orang madura disebut juga
individualitas. Karena kepentingan individualitasnya sering didahulukan.
Seperti penjodohan yang sering terjadi di dalam kebudayaan madura.
Namun, meskipun memiliki rasa individualitas.
Rasa kekeluargaannya sangat lah besar. Dalam bukunya (Rifaie 2007: hal. 305)
menyebutkan ada pribahasanya Ala bhala
yang berarti berkerabat. Memiliki nilai bahwa kekerabatan dalam keluarga madura
sangatlah tinggi. Apalagi menyangkut kaum dalam kepada kaum luarnya.
c)
Pengertian Budaya Jawa
Menurut (Roqib 2007: hal. 36) Kebudayaan jawa merupakan kebuadayaan yang
berkebang pada masyarakat jawa dengan beberapa variasi dan heterogenitas
masyarakat yang berkembang. Jawa adalah tempat yang sangat luas di indonesia,
memiliki beberapa bagian. Dan memiliki budaya yang ramah. Dalam bukunya (Koentjaraningrat
2007) menyatakan bahwa dalam melakukan berbahasapun terdapat prinsip yang harus
di pegang. Ada dua macam bahasa jawa apabila di nilai dari itngkattannya. Satu
sama lain sangat berbeda namun tetap satu bahasa jawa.
bahasa jawa ngoko
dan krama. Ngoko biasa dipakai untuk orang yang memang sudah akrab dan lebih
muda usianya serta derajat dan status sosialnya yang lebih rendah pula. Berbeda
dengan Ngoko, krama digunakan untuk orang yang belum akrab dan belum dikenal
serta lebih tua dan lebih tinggi drajat dan status sosialnya
namun pembagiannya tidak hanya itu. Ada juga
pembagianlainnya. Contohnya jawa kedaton yang di gunakan oleh orang-orang
istana dalam melakukan interaksi di dalamnya. Orang jawa memiliki perangai yang
sangat lembut dilihat dari bagaimana mereka bertingkah dan bertutur kata.
d)
Mabna al-Faroby
Mabna faroby adalah salah satu mabna yang ada di
MSAA (Ma’had Sunan Ampel Al-Aly) sebagai salah satu tempat dan syarat yang
harus di tinggali oleh mahasiswa yang masih dalam semester 1 dan 2
Terletak di bagian ujung jalan MSAA di samping
rumah-rumah kiyai. Memiliki 50 kamar dan dihuni oleh 4 sampai 6 anak
perkamarnya serta diadakannya berbagai kegiatan yang mengembangkan bagi
mahasiswa yang berasal dari berbagai budaya.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
METODOLOGI PENELITIAN
3.1. Metode Observasi
Observasi
merupakan metode pengumpulan data yang digunakan pada penelitian kualitatif. Seperti penelitian
kualitatif lainnya, observasi difokuskan untuk mendeskripsikan dan menjelaskan
fenomena riset. Fenomena ini mencakup interaksi (perilaku) dan percakapan
yang terjadi di antara subjek yang diteliti. Sehingga keunggulan metode
ini adalah data yang dikumpulkan dalam dua bentuk: interaksi dan
percakapan (conversation).
Dalam hal ini penulis mengamati kegiatan penyesuaian mahasiswa madura dengan
budaya jawa.
3.2. Sumber Data
Data
yang diperoleh secara langsung dari hasil pengamatan langsung di lapangan
selama melakukan berdiamdi mabna Al-faroby UIN Malang. dengan tehnik sampling
yaitu mengambil beberapa sampel dari seluruh populasi Mahasiswa madura di Mabna
Al-Faroby
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1
Deskripsi
Lokasi Penelitian
Lokasi
Penelitian Lokasi penelitian ini berada di Mabna Al-Faroby. Mabna ini terletak di
ujung jalan MSAA di sebelah kediaman para pengasuh. Memiliki 50 kamar, di
tempati 4 sampai 6 anak perkamarnya. Dengan
mahasiswa madura sekitar kurang dari 20% dibanding mahasiswa dengan budaya
lain.
4.2. Objek Observasi
Subjek 1
Nama :Moh. Arib Hidayatullah
NIM :14410167
ASAL :Sumenep
Subjek 2
Nama :Sholehuddin
NIM :14510148
ASAL :Bangkalan
Subjek 3
Nama :Kholilurrahman
NIM :14510133
ASAL :Bangkalan
4.3. Hasil Observasi
Dari
ketiga objek tersebut ketiganya menunjukakan adanya penyesuain diri dengan
budaya jawa. Meskipun, ada beberapa kendala diantaranya:
a. Bahasa
2
dari 3 objek merasakan adanya kesulitan dalam penyesuaian bahasa. Meskipun
mereka dapat mengguanakan bahasa indonesia namun tetap saja. Ada saat-saat
dimana mahasiswa lain memakai bahasa jawa yang membuat mereka sulit mengerti
maksud dari mahasiswa jawa.
b. Dialek
1
dari 3 merasakan adanya perbedaan dialek yang membuat mereka terlihat kasar dan
tidak bersahabat dengan mahasiswa yang dialeknya lembut. Mahasiswa jawa sering
salah persepsi dengan kerasnya nada yang dikeluarkan oleh mahasiswa yang
berasal dari madura.
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Meskipun ada beberapa kesulitan bagi mahasiswa madura untuk menyesuaikan
dengan budaya jawa. Namun, meski sulit mereka dapat menyesuaikan dengan budaya
jawa. Ada beberapa aspek yang menyulitkan mahasiswa madura untuk menyesuaikan
dirinya diantaranya bahasa dan dialektika.
Bahasa yang menjadi alat komunikasi tentunya sangat penting dalam
mendukung terciptanya pengertian antar budaya tersebut. Serta, dialektika yang
menjadi kesulitan lain karena perbedaan dalam mahasiswa madura dan jawa. Namun
setelah beberapa bulan. Mahasiswa madura dapat menyesuaikan diri dengan budaya
jawa.
DAFTAR PUSTAKA
Koentjaraningrat, Prof. Dr., 2007, MANUSIA DAN KEBUDAYAAN DI INDONESIA, Jakarta:PENERBIT DJAMBATAN
Roqib, Drs. Moh., 2007, Harmoni Dalam Budaya Jawa, Purwokerto:STAIN Purwokerto Press
Kottak, Conrad Phillip., 2006, Anthropology: the exploration of human diversity, New York:The McGraw-Hill Companies
http://belajarilmugeografi.blogspot.com/2012/07/26/ pengertian-proses-terjadinya-tsunami/ Diakses pada tanggal
21-September-2014
______. “Bab III Metode penelitian”. 20 Mei 2015.
https://gaharuchromeblogspot.wordpress.com/2010/07/15/bab-3-metode-penelitian/.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar