Kamis, 11 Juni 2015

MAKALAH ANTROPOLOGI SEMESTER DUA



PENYESUAIAN DIRI MAHASISWA MADURA TERHADAP BUDAYA JAWA DI MABNA AL-FAROBY TAHUN 2015 UIN MALIKI MALANG
Untuk memenuhi tugas akhir mata kuliah Antropologi


Dosen Pengampu :
Drs. H. Yahya, MA


NAMA              : MIFTAHUL ULUM
NIM                 : 14410167
KELAS              : ANTROPOLOGI B


FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
 MAULANA MALIK IBRAHIM MALANG
2015
HALAMAN PENGESAHAN TEMA
NAMA                     : MIFTAHUL ULUM
NIM                         : 14410167
KELAS                      : ANTROPOLOGI B
NO. TELPON            : 085-2137-14713
TEMA                      : Penyesuaian Diri Mahasiswa Madura Terhadap Budaya Jawa Di Mabna Al-Faroby
A.       LATAR BELAKANG
Madura adalah sebuah pulau di sebelah jawa yang memiliki adat dan budaya yang berbeda pada umumnya dengan budaya jawa. Mahasiswa yang berasal dari madura yang menempuh kuliah di universitas islam negeri malang ini harus melakukan penyesuaian terhadap budaya yang ada disini. Karena mayoritas budaya jawa lebih banyak dengan adat dan kelakuan yang berbeda. Sebagai mayoritas mahasiswa madura harus menyesuaikan diri dengan mahasiswa lain.
Madura yang terkenal dengan prilakunya yang keras yang mungkin akan terasa janggal oleh mahasiswa yang dengan budaya jawa yang lembut.tentu tidak mudah bagi mahasiswa madura untuk berbaur dan mengikuti budaya jawa sebagai penyesuaian agar mereka dapat diterima secara sosial maupun budaya. Tetap saja, mahasiswa madura tidak dapat menyesuaikan dengan mudah dan dalam beberapa bulan. Butuh waktu untuk menurunkan ketegasan gaya bicara dan bertingkahnya. Tapi hal tersebut bukan untuk menghilangkan kebudayaan madura yang ada pada mahasiswa tersebut. Hal tersebut bertujuan untuk terciptanya budaya yang dapat saling menerima satu sama lain.
Budaya jawa sebagai budaya mayoritas di mabna faroby menjadi tantangan yang cukup sulit untuk diikuti karena banyak hal yang berbeda dengan kebudayaan madura. Karena hal tersebut  penulis ingin mengobservasi  PENYESUAIAN DIRI MAHASISWA MADURA TERHADAP BUDAYA JAWA DI MABNA AL-FAROBY TAHUN 2015 UIN MALIKI MALANG.

A.       RUMUSAN MASALAH
1.        Bagaimana Penyesuaian Diri Mahasiswa Madura Terhadap Budaya Jawa di Mabna Al-Faroby Tahun 2015 UIN Maliki Malang?
2.        Apa kesulitan Penyesuaian Diri Mahasiswa Madura Terhadap Budaya Jawa di Mabna Al-Faroby Tahun 2015 UIN Maliki Malang?

B.       TUJUAN PENULISAN
1.        Mengetahui Bagaimana Penyesuaian Diri Mahasiswa Madura Terhadap Budaya Jawa di Mabna Al-Faroby Tahun 2015 UIN Maliki Malang?
2.        Mengetahui Kesulitan Penyesuaian Diri Mahasiswa Madura Terhadap Budaya Jawa di Mabna Al-Faroby Tahun 2015 UIN Maliki Malang.
Malang, 18 Mei 2015
Dosen Pengampu


DR. H. Yahya, M.A



















BAB I
PENDAHULUAN
A.     LATAR BELAKANG
Madura adalah sebuah pulau di sebelah jawa yang memiliki adat dan budaya yang berbeda pada umumnya dengan budaya jawa. Madura dengan berbagai macam tradisi danbudaya yang tidak kalah banyaknya dengan budaya lainnya. Kerapan sapi, Saphe Juno’ dan dain sebagainya sudah menjadi tradisi yang sangat menarik dan masih tetap lestari sampai sekarang.
Madura yang terkenal dengan prilakunya yang keras yang mungkin akan terasa janggal oleh mahasiswa yang dengan budaya jawa yang lembut.tentu tidak mudah bagi mahasiswa madura untuk berbaur dan mengikuti budaya jawa sebagai penyesuaian agar mereka dapat diterima secara sosial maupun budaya. Tetap saja, mahasiswa madura tidak dapat menyesuaikan dengan mudah dan dalam beberapa bulan. Butuh waktu untuk menurunkan ketegasan gaya bicara dan bertingkahnya. Tapi hal tersebut bukan untuk menghilangkan kebudayaan madura yang ada pada mahasiswa tersebut. Hal tersebut bertujuan untuk terciptanya budaya yang dapat saling menerima satu sama lain.
Mahasiswa yang berasal dari madura yang menempuh kuliah di universitas islam negeri malang ini harus melakukan penyesuaian terhadap budaya yang ada disini. Karena mayoritas budaya jawa lebih banyak dengan adat dan kelakuan yang berbeda. Sebagai mayoritas mahasiswa madura harus menyesuaikan diri dengan mahasiswa lain. Budaya jawa sebagai budaya mayoritas di mabna faroby menjadi tantangan yang cukup sulit untuk diikuti karena banyak hal yang berbeda dengan kebudayaan madura. Karena hal tersebut  penulis ingin mengobservasi  PENYESUAIAN DIRI MAHASISWA MADURA TERHADAP BUDAYA JAWA DI MABNA AL-FAROBY TAHUN 2015 UIN MALIKI MALANG
B.      RUMUSAN MASALAH
1.      Bagaimana Penyesuaian Diri Mahasiswa Madura Terhadap Budaya Jawa di Mabna Al-Faroby Tahun 2015 UIN Maliki Malang?
2.      Apa kesulitan Penyesuaian Diri Mahasiswa Madura Terhadap Budaya Jawa di Mabna Al-Faroby Tahun 2015 UIN Maliki Malang?
C.      TUJUAN
1.      Mengetahui Bagaimana Penyesuaian Diri Mahasiswa Madura Terhadap Budaya Jawa di Mabna Al-Faroby Tahun 2015 UIN Maliki Malang?
2.      Mengetahui kesulitan Penyesuaian Diri Mahasiswa Madura Terhadap Budaya Jawa di Mabna Al-Faroby Tahun 2015 UIN Maliki Malang.









BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.  Tinjauan Pustaka
a)      Pengertian Budaya dan Penyesuaian
Budaya menurut (kottak 2006 hal. 4) “tradition and customs, transmitted through learning, that govern the believe and the behaviour of the people exposed to them” dan dapat diartikn kurang lebih “tradisi dan adat istiadat, ditularkan melalui pembelajaran, yang mengatur rasa percaya dan perilaku orang-orang yang berbudaya. Sebagai manusia yang berbeda kebuadayaan ketika menempati tempat lain maka akan ada penyesuaian diri yang harus dilakukannya. Tidak serta merta seseorang dengan kebudayaan berbeda dapat menyesuaikan diri.
Penyesuaian dapat didefinisikan sebagai usaha manusia untuk menyamakan kebudayaan dan usaha untuk dapat diterima dalam tempat dan kebudayaan dan juga dapat di definisikan sebgaiai kemampuan atau kapasitas yang dimiliki individu untuk bereaksi secara efektif dan wajar terhadap realita, situasi, dan hubungan sosial sehingga tuntutan hidup bermasyarakat terpenuhi dengan cara yang dapat diterima dan memuaskan.
b)     Pengertian Budaya Madura
Madura adalah sebuah di jawa yang terletak di sebelah kota surabaya. Budaya madura masih sangat kental sekali meskipun abad ini sudah mulai terjadi penurunan yang disebabkan pergeseran kota ke bangkalan dan sekitarnya.
Orang madura sering di kaitkan dengan ketegasan dalam berbicara sehingga orang jawa yang halus dalam bertuturkatanya seringmenganggap orang madura sebagai orang kasar. Orang madura disebut juga individualitas. Karena kepentingan individualitasnya sering didahulukan. Seperti penjodohan yang sering terjadi di dalam kebudayaan madura.
Namun, meskipun memiliki rasa individualitas. Rasa kekeluargaannya sangat lah besar. Dalam bukunya (Rifaie 2007: hal. 305) menyebutkan ada pribahasanya Ala bhala yang berarti berkerabat. Memiliki nilai bahwa kekerabatan dalam keluarga madura sangatlah tinggi. Apalagi menyangkut kaum dalam kepada kaum luarnya.
c)      Pengertian Budaya Jawa
Menurut (Roqib 2007: hal. 36)  Kebudayaan jawa merupakan kebuadayaan yang berkebang pada masyarakat jawa dengan beberapa variasi dan heterogenitas masyarakat yang berkembang. Jawa adalah tempat yang sangat luas di indonesia, memiliki beberapa bagian. Dan memiliki budaya yang ramah. Dalam bukunya (Koentjaraningrat 2007) menyatakan bahwa dalam melakukan berbahasapun terdapat prinsip yang harus di pegang. Ada dua macam bahasa jawa apabila di nilai dari itngkattannya. Satu sama lain sangat berbeda namun tetap satu bahasa jawa.
bahasa jawa ngoko dan krama. Ngoko biasa dipakai  untuk orang yang memang sudah akrab dan lebih muda usianya serta derajat dan status sosialnya yang lebih rendah pula. Berbeda dengan Ngoko, krama digunakan untuk orang yang belum akrab dan belum dikenal serta lebih tua dan lebih tinggi drajat dan status sosialnya
namun pembagiannya tidak hanya itu. Ada juga pembagianlainnya. Contohnya jawa kedaton yang di gunakan oleh orang-orang istana dalam melakukan interaksi di dalamnya. Orang jawa memiliki perangai yang sangat lembut dilihat dari bagaimana mereka bertingkah dan bertutur kata.


d)     Mabna al-Faroby
Mabna faroby adalah salah satu mabna yang ada di MSAA (Ma’had Sunan Ampel Al-Aly) sebagai salah satu tempat dan syarat yang harus di tinggali oleh mahasiswa yang masih dalam semester 1 dan 2
Terletak di bagian ujung jalan MSAA di samping rumah-rumah kiyai. Memiliki 50 kamar dan dihuni oleh 4 sampai 6 anak perkamarnya serta diadakannya berbagai kegiatan yang mengembangkan bagi mahasiswa yang berasal dari berbagai budaya.



















BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1.   Metode Observasi
Observasi merupakan metode pengumpulan data yang digunakan pada penelitian  kualitatif.  Seperti penelitian kualitatif lainnya, observasi difokuskan untuk mendeskripsikan dan menjelaskan fenomena riset.  Fenomena ini mencakup interaksi (perilaku) dan percakapan yang terjadi di antara subjek yang diteliti.  Sehingga keunggulan metode ini adalah data yang dikumpulkan dalam dua bentuk:  interaksi dan percakapan (conversation).  Dalam hal ini penulis mengamati kegiatan penyesuaian mahasiswa madura dengan budaya jawa.
3.2.  Sumber Data
Data yang diperoleh secara langsung dari hasil pengamatan langsung di lapangan selama melakukan berdiamdi mabna Al-faroby UIN Malang. dengan tehnik sampling yaitu mengambil beberapa sampel dari seluruh populasi Mahasiswa madura di Mabna Al-Faroby










BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Deskripsi Lokasi Penelitian
Lokasi Penelitian Lokasi penelitian ini berada di Mabna Al-Faroby. Mabna ini terletak di ujung jalan MSAA di sebelah kediaman para pengasuh. Memiliki 50 kamar, di tempati 4 sampai 6 anak perkamarnya.  Dengan mahasiswa madura sekitar kurang dari 20% dibanding mahasiswa dengan budaya lain.

4.2.  Objek Observasi
Subjek 1
Nama        :Moh. Arib Hidayatullah
NIM          :14410167
ASAL         :Sumenep
Subjek 2
Nama        :Sholehuddin
NIM          :14510148
ASAL         :Bangkalan
Subjek 3
Nama        :Kholilurrahman
NIM          :14510133
ASAL         :Bangkalan

4.3.  Hasil Observasi
Dari ketiga objek tersebut ketiganya menunjukakan adanya penyesuain diri dengan budaya jawa. Meskipun, ada beberapa kendala diantaranya:

a. Bahasa
2 dari 3 objek merasakan adanya kesulitan dalam penyesuaian bahasa. Meskipun mereka dapat mengguanakan bahasa indonesia namun tetap saja. Ada saat-saat dimana mahasiswa lain memakai bahasa jawa yang membuat mereka sulit mengerti maksud dari mahasiswa jawa.
b. Dialek
1 dari 3 merasakan adanya perbedaan dialek yang membuat mereka terlihat kasar dan tidak bersahabat dengan mahasiswa yang dialeknya lembut. Mahasiswa jawa sering salah persepsi dengan kerasnya nada yang dikeluarkan oleh mahasiswa yang berasal dari madura.











BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Meskipun ada beberapa kesulitan bagi mahasiswa madura untuk menyesuaikan dengan budaya jawa. Namun, meski sulit mereka dapat menyesuaikan dengan budaya jawa. Ada beberapa aspek yang menyulitkan mahasiswa madura untuk menyesuaikan dirinya diantaranya bahasa dan dialektika.
Bahasa yang menjadi alat komunikasi tentunya sangat penting dalam mendukung terciptanya pengertian antar budaya tersebut. Serta, dialektika yang menjadi kesulitan lain karena perbedaan dalam mahasiswa madura dan jawa. Namun setelah beberapa bulan. Mahasiswa madura dapat menyesuaikan diri dengan budaya jawa.














DAFTAR PUSTAKA

Koentjaraningrat, Prof. Dr., 2007, MANUSIA DAN KEBUDAYAAN DI INDONESIA, Jakarta:PENERBIT DJAMBATAN
Roqib, Drs. Moh., 2007, Harmoni Dalam Budaya Jawa, Purwokerto:STAIN Purwokerto Press
Kottak, Conrad Phillip., 2006, Anthropology: the exploration of human diversity, New York:The McGraw-Hill Companies
http://belajarilmugeografi.blogspot.com/2012/07/26/ pengertian-proses-terjadinya-tsunami/ Diakses pada tanggal 21-September-2014
______. “Bab III Metode penelitian”. 20 Mei 2015. https://gaharuchromeblogspot.wordpress.com/2010/07/15/bab-3-metode-penelitian/.












Tidak ada komentar:

Posting Komentar